Kawan, jangan pernah meremehkan setiap kebaikan yang engkau lakukan. Sekecil apapun kebaikan itu. Karena melakukan kebaikan bagaikan menanam bunga. Dimulai dari bibit kecil, lalu tumbuh menjadi tunas yang mungil. Kebaikan membutuhkan pupuk keikhlasan untuk menghasilkan kuncup. Ia juga harus diberi air kesabaran agar akar-akarnya bisa tumbuh semakin kuat, batangnya semakin kokoh, dan kelopaknya mulai lahir.

Bibit kebaikan akan bermekaran menjadi bunga kebaikan. Mengundang makhluk-makhluk baik untuk mendekat. Kupu-kupu akan datang. Hinggap dikelopak tanpa merusak. Bercanda dengan putik dan benang sari. Bertanya basa-basi, “Bagaimana kabarmu hari ini?”.
Si Kupu lalu memasukkan antena dikepala guna menghisap nektar sambil tersenyum lalu berkata, “Baik-baik ya kecil” dan tak lupa memberi kecup untuk si kuncup.
Kupu-kupu yang baik. Membawa sari bunga yang baik. Sekaligus membantu penyerbukan sang bunga yang baik tadi. Bunga yang ikhlas dan tidak pernah berpikir, “Apa yang akan kau berikan padaku kupu-kupu?”.
Itulah yang alam ajarkan. Itulah yang Tuhan tuliskan. Kebaikan dengan keikhlasan akan menghasilkan kebaikan dengan keindahan. Dalam tujuh kali lipatan.
Dan kau takkan pernah tahu efek lanjutan dari kebaikan yang telah kau lakukan, Kawan. Seperti yang saya alami 11 tahun yang lalu.
Continue reading Takmir Masjid dan Kupu-Kupu Buku yang Mengubah Hidupku






